ANALISIS FRAMING SEBUAH KONFLIK ANTARBUDAYA DI MEDIA
Abstract
Masalah utama antarmanusia di abad ke-20 adalah kebencian yang ditekankan kepada anggota dari budaya dan kelompok ras yang berbeda. Kebencian pada budaya dan kelompok ras yang berbeda tampak pada polarisasi komunikasi antarbudaya. Komunikasi merupakan medium di mana konflik diciptakan dan diatasi. Ketika melakukan komunikasi dengan orang-orang dari budaya lain, maka identitas sosial lebih memegang peranan penting. Pada saat mengobservasi tingkah laku orang lain, orang berusaha untuk membuat atribusi mengenai efek lingkungan pada tingkah laku mereka dengan penjelasan tingkah laku individu, yang berdasar pada stereotip dan prasangka yang diperparah dengan adanya etnosentrisme. Bahayanya, penilaian yang cenderung mengedepankan etnosentrisme sering kali salah, semena-mena dan tidak ada dasarnya sama sekali. Dalam masyarakat yang semakin individual dan heterogen ini, media memainkan peranan penting sebagai salah satu atau bahkan satu-satunya sumber sosialisasi dari realitas sosial di masyarakat. Alih-alih membentuk realitas obyektif di masyarakat, media bahkan memelihara dan menginstitusikan kenyataan subyektif berdasarkan stereotip yang berkembang di masyarakat, dan bukan yang obyektif.
Kata kunci: konflik antarbudaya, budaya individualistik, budaya kolektivistik, etnosentrisme, stereotip dan prasangka
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.
Indexed by:
Archived in:
Listed in:
INTERNATIONAL ASSOCIATION FOR MEDIA AND COMMUNICATION RESEARCH