SAMBUTAN REKTOR DALAM PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL INDOCOMPAC 2 Mei 2016

Prof. Ir. Sofia W. Alisjahbana, M.Sc., Ph.D.

Abstract


Assalamualaikum Wr Wb.

Yang terhormat Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie – Ibu Ike Nirwan Bakrie

Yang terhormat para pembicara :

    • Prof.Dr.Meutia Farida Hatta Swasono (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan periode 2004-2009)
    • Bapak Salman Alfarisi  (Kepala BPPK Kementerian Luar Negeri)
    • His Excellency Paul Grigson (Duta Besar Australia untuk Indonesia)
    • Bapak Jastiro Abi (Direktur Utama PT Bakrie Telecom)

Serta para peserta seminar nasional INDOCOMPAC

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena atas ijin-Nya, pada hari ini kita dapat berkumpul di sini untuk bersama-sama mengikuti acara Seminar Nasional INDOCOMPAC dengan tema: “Urgensi Bisnis dan Komunikasi Dalam Memperkuat Peran Indonesia Menghadapi Dinamika Ekonomi Ekonomi dan Politik Global.”

Para hadirin yang saya hormati,

Tahun 2016, negara-negara anggota ASEAN tengah menghadapi satu agenda besar bersama dalam mewujudkan apa yang kita kenal dengan istilah  ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sebagai sebuah komitmen bersama, rumusan mengenai Masyarakat Ekonomi A sudah dicanangkan oleh para pemimpin ASEAN pertama kalinya sejak tahun 2007, serta disepakati untuk efektif diterapkan mulai akhir tahun 2015. Sehingga, tahun 2016 ini merupakan momentum penting bagi setiap negara anggota ASEAN, karena saat ini ASEAN sudah menjadi satu entitas masyarakat ekonomi bersama.

ASEAN yang memiliki luas wilayah 4.47 juta km persegi dengan pasar bagi lebih dari 600 juta jiwa, merupakan potensi ekonomi yang sangat besar yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing ekonomi ASEAN.  Lebih dari pada itu, dengan sudah terikat dalam satu identitas ekonomi, ASEAN dapat menjadi aktor ekonomi strategis dalam perekonomian global. Bahkan beberapa ekonom memproyeksikan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi kekuatan ekonomi global keempat pada 2030 mendatang, setelah Amerika, China, dan Jepang.

Para hadirin yang saya hormati,

Guna mencapai tujuan tersebut, implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN mensyaratkan kerangka kebijakan yang lebih luas dan mudah bagi alur barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja yang terjalin antar sesama negara anggota ASEAN.

Sebagai turunannya, ada empat hal yang menjadi karakteritik dari Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pertama yaitu terbentuknya basis pasar dan produksi tunggal (single market and production base). Kedua,  adanya peningkatan daya saing (competitiveness). Ketiga adanya pemerataan pembangunan ekonomi di dalam ASEN (promoting equitable economic development). Keempat, mengintegrasikan ASEAN ke dalam perekonomian global.

Dengan empat karakteristik tersebut, hadirnya MEA dapat mengembangkan mata rantai alur barang dan jasa, serta menjadikan ASEAN sebagai blok perdagangan tunggal untuk bernegosiasi dengan aktor dagang non-ASEAN.

Para hadirin yang saya hormati,

Jika kita simak  blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN yang baru diadopsi dalam KTT ASEAN ke-27  di Kuala Lumpur, selain untuk meningkatkan identitas regional, salah satu tujuan esensi  dari terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah untuk memperkecil kesenjangan pertumbuhan ekonomi antara negara-negara anggota ASEAN. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN juga mengandung resiko bagi satu negara terutama ketika tidak diiringi dengan persiapan yang matang.

Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara memiliki potensi keuntungan sekaligus resiko yang tinggi. Kompetisi yang semakin ketat sebagai konsekuensi dari MEA harus dihadapi secara profesional dan terarah. Tanpa adanya upaya yang sistematis baik di level perencanaan, persiapan, dan eksekusi, maka sebesar dan sekaya apapun negara kita, tak akan mampu menarik keuntungan banyak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Oleh karena itu, bagi Indonesia kesiapan dalam MEA merupakan sebuah keharusan untuk dapat menciptakan daya saing yang tinggi. Baik itu di sisi produk, jasa, infrastruktur, kesiapan regulasi, serta yang tidak kalah penting adalah daya dukung sumber daya manusia yang berkualitas. Dan untuk mempersiapkan hal tersebut, membutuhkan peran aktif dari seluruh pihak untuk mempersiapkannya, baik itu pemerintah, sektor bisnis, masyarakat, dan tentunya perguruan tinggi.

Para hadirin yang saya hormati,

Dengan adanya kegiatan INDOCOMPAC ini, kami harapkan dapat menjadi upaya aktif perguruan tinggi untuk mendukung Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Selain dapat meningkatkan awareness tentang MEA di lingkungan perguruan tinggi, kegiatan INDOCOMPAC ini semoga dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi para pemangku kebijakan di Indonesia.

Akhir kata, selamat mengikuti seminar nasional INDOCOMPAC dan rangkaian kegiatan pendukungnya. Semoga apa yang kita lakukan hari ini bermanfaat bagi kemajuan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Selamat berdiskusi,

Wassalamualaikum Wr.Wb.


Full Text: pdf

Refbacks

  • There are currently no refbacks.